Sudah Biasa Kebanjiran dari Luapan Kali Mampang, Warga: Semoga Kalau Sudah Dikeruk Nggak Banjir Lagi
Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Jakarta Selatan bakal melakukan pengerukan Kali Mampang sedalam dua meter.
"Semoga kalau sudah dikeruk, nggak banjir lah. Kan pengerukan buat mengurangi banjir. Ini kan belum semua dikeruk," tutur Asmari.
Sementara itu, Casiati (37) warga lainnya yang sudah 10 tahun tinggal di sekitar Kali Mampang mengaku kerap dilanda banjir apabila kali tersebut meluap akibat hujan besar.
Baca juga: Tak Menyeluruh Keruk Kali Mampang, Anies Dinilai Pilih Kasih hingga Akhirnya Digugat Warga
"Pokoknya kalau hujan gede, pasti banjir. Yang hari-hari biasa kalau banjir kecil paling dikit, semata kaki. Kalau banjir gede mah, penuh. Sepinggang," ujarnya.
"Terakhir banjir pas seminggu lalu, tapi nggak masuk ke dalam rumah, cuman di jalanan luar aja. Banjir terparah pas tahun 2021, gede banget itu. Sedada," tambah dia.
Diketahui, Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Jakarta Selatan bakal melakukan pengerukan sedalam dua meter.
Pengerukan dimulai dari Jembatan Pondok Jaya 10 sampai Jalan Pondok Jaya Raya.
Yuli (54), warga lainnya di RT 10 RW 06 mengatakan pengerukan terakhir dilakukan saat perbaikan jembatan di Jalan Pondok Jaya, saat itu Ahok masih menjadi Gubernur DKI Jakarta di tahun 2017 lalu.
Baca juga: Kalah Gugatan Korban Banjir, Anies Diminta Lanjutkan Pengerukan dan Bangun Turap Kali Mampang
"Terakhir saat jembatan diperbaiki itu tahun 2017 ya era Ahok. Habis itu enggak pernah ada lagi pengerukan," ujar Yuli ditemui di dekat Kali Mampang, Sabtu (19/2/2022).
Yuli mengatakan meski dikeruk, kawasan itu memang kerap terendam banjir tahunan karena dikeliling tiga kali besar sekaligus.
Selain itu, kawasan itu juga merupakan cekungan sehingga air tumpah ke wilayah tersebut.
Maka dari itu, saat itu Ahok memutuskan untuk melakukan normalisasi kali dan melakukan pelebaran terhadap Kali Mampang.
Saat itu sejumlah rumah sudah terkena titik penggusuran. Namun ketika berganti pemimpin hal tersebut batal terealisasi.
Yuli sendiri tidak tahu kenapa normalisasi kali belum kunjung terealisasi. Tapi ia sudah merasa sedikit lega akhirnya Kali Mampang dikeruk Pemprov DKI Jakarta hasil dari gugatan di PTUN.
"Karena ini sudah lima tahun tidak dikeruk. Saya juga enggak tahu kenapa pengerukan enggak sampai sini, makanya warga menggugat ke PTUN," jelas Yuli.
Diharapkan kata Yuli, pengerukan Kali Mampang tidak hanya menjadi simbolisasi semata atas putusan PTUN.