PBSI
Agung Firman Sampurna: Soal Bonus Piala Thomas Sudah Beres Semua
Soal apresiasi dari pemerintah lewat Kemenpora dan BNI selaku sponsor utama, PBSI cukup transparan dan nanti akan ada laporan yang diaudit.
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Ketum PP PBSI Agung Firman Sampurna pada rilisnya hari Selasa (11/1/2022) mengatakan, menyangkut polemik seputar bonus untuk tim juara Piala Thomas sudah beres.
Ketum PP PBSI mengklaim sudah bertemu dengan para pemain. Para pemain juga tetap mendapat porsi bonus terbesar.
Cuma, Agung mengingatkan di balik sukses pemain ada peran dari pelatih dan tim pendukung.
"Tidak ada atlet yang bisa berprestasi tanpa kehadiran pelatih, juga jangan lupakan dukungan tim ofisial. Cuma, tetap porsi yang terbesar tentunya diberikan kepada atletnya," tegas Agung.
"Persoalan bonus sudah selesai. PBSI sudah kumpul dengan teman para pemain. Mereka sudah ketawa-ketawa. Memang selama ini banyak berbagai macam cerita-cerita ngawur. Saya paham itu cerita muncul dari mana," tutur Agung.
Ditambahkan Agung, menyangkut apresiasi dari pemerintah lewat Kemenpora dan BNI selaku sponsor utama, PBSI cukup transparan dan nanti akan ada laporan yang diaudit.
"Dan yang pasti, tidak ada satupun pengurus ini yang ikut menikmati hadiah tersebut," tegas Agung.
Sebelumnya sempat ramai soal bonus Piala Thomas 2020 dari pemerintah ke tim bulutangkis putra Indonesia dipotong untuk pembinaan.
Kapten tim Piala Thomas Indonesia Hendra Setiawan buka suara.
Indonesia sukses memenangi Piala Thomas 2020 pada Oktober 2021 lalu. Pencapaian itu mengakhiri puasa gelar Piala Thomas yang sudah berlangsung 19 tahun.
Namun kemudian muncul polemik terkait apresiasi alias bonus. Tak lama setelah BNI mengucurkan bonus Rp 5 miliar, sejumlah pemain menyuarakan sindiran karena merasa prestasinya kurang dihargai pemerintah.
Topik itu menjadi polemik, sebab sebagian kalangan menilai menuntut bonus di tengah situasi krisis pandemi juga tak etis.
Namun pada akhirnya pemerintah mengucurkan bonus senilai Rp 10 miliar.
Bonus itu diserahkan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) kepada Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) pada Senin (27/12/2021) lalu.
Dalam papan simbol penyerahan bonus, yang diserahkan Menpora Zainudin Amali ke Ketua Umum PBSI Agung Firman Sampurna, tertulis "Bonus Thomas Cup 2020 Rp 10 miliar".
Tapi kemudian Agung meluruskan bahwa ternyata bonus itu tak akan sepenuhnya dialokasikan ke tim Piala Thomas 2020, melainkan juga untuk pengembangan PBSI.
Kabar itu kembali mengundang pro dan kontra. Sejumlah pebulutangkis anggota skuad Piala Thomas 2020 lalu seperti Mohammad Ahsan, Hendra Setiawan, Jonatan Christie, dan Kevin Sanjaya Sukamuljo mengungkapkan sindiran lewat media sosial.
Baca juga: Piala Thomas Berhasil Diboyong Tim Putra Indonesia, PBSI Dapat Apresiasi dari BNI Senilai Rp5 Miliar
Baca juga: Tim Bulu Tangkis Indonesia Bawa Pulang Piala Thomas, Jonatan Christie Penentu Kemenangan
Hendra Setiawan mengungkapkan bahwa dari para pemain sendiri sebenarnya merasa kurang pas jika bonus itu turut dialokasikan untuk hal lain.
Sebab semestinya PBSI sudah punya anggaran dan alokasi tersendiri.
"Kalau dari pemain sih ya kurang setuju ya (bonus dialokasikan ke hal lain). Kita sih tau nya, bukannya harusnya sudah ada bujet tersendiri untuk pembinaan dan lain-lain? Tapi kita juga baru denger dari berita aja sih kalau ada pemotongan," ungkap kapten tim Piala Thomas 2020 tersebut.
Hingga saat ini, para pemain masih menunggu komunikasi dari PBSI. Penjelasan langsung khususnya dari Ketum Agung Firman Sampurna tentu akan membuat situasi lebih jelas lagi.
"Belum ada komunikasi, mungkin masih libur juga kan di pelatnasnya," jelas Hendra.