Universitas Indonesia
Dosen UI Ungkap Nasib Perawat, Sosoknya Dibutuhkan Namun Belum Digaji Layak Saat Ini
Dosen UI Ungkap Nasib Perawat, Sosoknya Dibutuhkan Namun Belum Digaji Layak Saat Ini. Berikut Selengkapnya
Penulis: Alex Suban | Editor: Dwi Rizki
Menurut pengamatannya, masih banyak perawat yang diupah di bawah Upah Minimun Regional (UMR).
Bahkan ada yang digaji Rp 300.000 per bulan.
Hal ini sebabkan oleh stigma yang menganggap perawat sebagai pembantu dokter.
Sekali lagi, Pandemi Covid-19 di sisi lain mendatangkan peruntungan kepada para perawat.
Profesi ini dianggap sebagai pekerjaan vital.
Hal ini berimbas pada sejumlah rumah sakit yang memberikan upah di atas UMR kepada para perawatnya.
"Kalau di rumah sakit swasta yang baik bisa jauh di atas UMR," jelasnya.
Namun, Agung tak menutup mata.
Ia tak menampik masih ada daerah terpencil yang masih kekurangan layanan kesehatan.
Hal ini dimungkinkan terjadi akibat minimnya anggaran Pemerintah Daerah (Pemda) untuk upah tenaga kesehatan.
Akibat upah minim, tenaga kesehatan dari putera daerah memilih mengadu nasib ke kota besar.
"Memang tidak heran di beberapa survei masih ada daerah yang kekurangan tenaga perawat. Karena mereka keluar kota untuk mencari penghidupan yang layak" terang Agung.
Agung pun menyoroti sistem BPJS yang diperuntukkan bagi perawat.
Menurutnya, BPJS untuk para perawat dihitung secara tim, bukan sebagai individu si perawat itu sendiri.
"Jadi misalnya dibagi tim dengan jumlah 30 orang, itu jadi sangat kecil," ungkapnya.