Virus Corona

Guru Besar Fakultas Kedokteran UI Ungkap Lima Perkembangan Penelitian Covid-19 Terbaru

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ungkap Lima Perkembangan Penelitian Covid-19 Terbaru. Berikut Selengkapnya

Editor: Dwi Rizki
zoom-inlihat foto Guru Besar Fakultas Kedokteran UI Ungkap Lima Perkembangan Penelitian Covid-19 Terbaru
Istimewa
Guru Besar Fakultas Kedokteran UI Profesor Tjandra Yoga Aditama

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Guru Besar Fakultas Kedokteran UI Profesor Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan lima perkembangan terbaru terkait Covid-19.

Pertama, Australia melaporkan menemukan semacam sub-varian baru dari Omicron, yang dilaporkan tidak memiliki SGTF ('S gene target failure').

Pada Omicron yang 'biasa' ada SGTF, sehingga pada PCR maka gen S nya tidak terdeteksi (negatif).

Baca juga: Jutaan Penyintas Bisa Jadi Benteng dari Varian Omicron, tapi Potensi Timbulkan Tsunami Long Covid-19

Hal ini kemudian jadi semacam pertanda awal atau skrining pertama untuk kemungkinan Omicron, lalu dilanjutkan dengan sekuens genomic.

Dengan tidak adanya SGTF, maka hasil PCR akan sama saja dengan varian lainnya

"Sehingga, deteksi tidak adanya gen S tidak dapat digunakan lagi, juga demikian halnya kalau sub-varian baru ini sudah masuk Indonesia nantinya," ungkapnya, Sabtu (11/12/2021).

Baca juga: Akibat Politik Ditentukan oleh Massa Irasional, Fahri Hamzah Pernah Diadili Pendukung Anies

Kedua, peneliti dari University of London College, Prof Francois Balloux, menyebutkan ada dua jenis Omicron, yaitu BA.1 dan BA.2. Keduanya sangat berbeda dan perlu dikaji lebih lanjut

Ketiga, data 'Landscape Covid-19 Vaccine' WHO 7 Desember 2021, menyebutkan sudah ada 136 kandidat vaksin di dunia yang masuk fase uji klinik.

Lalu, ada 194 kandidat vaksin yang masuk uji pre klinik.

Baca juga: Terjebak di Lift Anjlok Selama Lima Menit, Legislator Gerindra: Lemes!

Keempat, dari 136 kandidat vaksin yang sudah masuk uji klinik, tiga tertinggi urutan cara pembuatan (platform)-nya adalah Protein Sub Unit 35 persen, RNA 16 persen, dan Viral Vector non Replicating 15 persen

Kelima, data 7 Desember 2021 juga menunjukkan ada enam penelitian cara pemberian vaksin. Tiga dengan disuntikkan, yaitu intra muskular, masuk ke dalam otot.

Lalu, sub kutan, disuntikkan ke bawah kulit, dan intra dermal, langsung ke dalam kulit.

Baca juga: Sekjen PKS: Mang Oded Kader Terbaik, Kabar Ini Membuat Kami Terhenyak

Tiga cara lain adalah tanpa suntikan, yaitu aerosol, inhalasi, dan intra nasal atau ke dalam hidung.

Tjandra menyampaikan, Ikatan Alumni FKUI juga mendukung pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Banyumas, dengan menyumbangkan 20 ribu dosis vaksin.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved