Wisata Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Antar Pengunjung Memancing Hingga Sesi foto di laut
Sejak tahun 1971, pria kelahiran pulau Sulawesi ini telah berprofesi di wisata sampan Pelabuhan Sunda Kelapa.
Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Abu Bakar dengan ramah menyapa para pengunjung pelabuhan sunda kelapa, Jakarta Utara.
Dengan senyuman, dirinya langsung menawarkan jasanya.
"Mau naik sampan pak? Murah kok, hanya Rp 50.000, bisa melihat kapal-kapal sepuasnya baik yang bersandar atau berlabuh," ucap pria berusia 75 tahun ini dengan lembut.
Sejak tahun 1971, pria kelahiran pulau Sulawesi ini telah berprofesi di wisata sampan Pelabuhan Sunda Kelapa.
Ia masih ingat betul kala itu ada sekira 40-an sampan yang beroperasi, namun secara perlahan berkurang dan hanya menyisakan enam sampan.
Baca juga: Pelabuhan Sunda Kelapa Terendam Banjir Rob Hingga Setengah Meter, Aktivitas Bongkar Muat Terhambat
"Banyak yang sudah berpulang. Saya sekarang yang paling tua disini. Sisanya baru-baru semua," ucapnya saat ditemui Warta Kota.
Tarif yang pasang pun hanya Rp 50.000 untuk pulang pergi.
Ia juga mau menemani jika penumpang hendak memancing, atau melakukan sesi foto.
Namun, biasanya tarif untuk waktu satu atau dua jam berbeda pula, tergantung kemurahan hati penumpang.
Lewat profesi sebagai tukang sampan, Abu Bakar mampu menghidupi tujuh orang anaknya, hingga semuanya kini telah menikah.
"Semuanya hasil dari sampan," tambahnya.
Baca juga: Perhatian Bagi Warga Jakarta Utara, Puncak Rob Terjadi pada Kamis (9/12/2021) & Sabtu (11/12/2021)
Lewat ketekunannya, Abu Bakar juga kini punya rumah pribadi di wilayah Tangerang Raya.
Hanya saja, kecintaannya pada profesinya membuat dirinya lebih sering menghabiskan waktu di area Sunda Kelapa dibandingkan di rumah.
"Kadang istri yang datang kesini. Anak juga sering datang berkunjung," ujarnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/depok/foto/bank/originals/Abu-Bakar-saat-berada-di-atas-sampannya-di-pelabuhan-Sunda-Kelapa.jpg)