Pesawat Jatuh
Kisah Pilot Pesawat Rimbun Air Kapten Mirza Sudah 35 Tahun Pengalaman Terbang, 18 Tahun di Papua
Pria kelahiran Padang, Sumatra Barat, ini merupakan jebolan Sekolah Penerbangan (Sekbang) TNI Angkatan Udara Angkatan XXXV (IDP 3) tahun 1986.
Penulis: Hironimus Rama | Editor: murtopo
Laporan Wartawan Wartakotalive.com Hironimus Rama
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BOGOR - Kapten Agithia Mirza (58), pilot pesawat Rimbun Air yang jatuh di Papua pada Rabu (16/9/2021), ternyata sudah memiliki jam terbang yang tinggi.
Pria kelahiran Padang, Sumatra Barat, ini merupakan jebolan Sekolah Penerbangan (Sekbang) TNI Angkatan Udara Angkatan XXXV (IDP 3) tahun 1986.
Anak kedua Kapten Mirza, Yudhistira, mengatakan ayahnya bertugas sebagai pilot helikopter TNI Angkatan Udara selama 10 tahun.
"Bapak menjalani Ikatan Dinas Pendek selama 10 tahun, dari 1986 hingga 1996," ungkapnya.
Baca juga: Yudhistira Ungkap Sepak Terjang Kapten Mirza, Jelajahi Aceh-Papua Selama 35 Tahun Jadi Penerbang
Selama periode ini, Kapten Mirza sudah menjelajah berbagai wilayah udara di Indonesia, mulai dari Aceh hingga ke Papua.
Kapten Mirza menjadi anggota TNI AU yang berdinas di Lanud Atang  Senjaya (ATS), Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Setelah ikatan dinas selesai, Kapten Mirza pensiun dini dan menjadi pilot pesawat komersial dengan wilayah operasi di Kalimantan, Sumatera hingga Papua.
"Ayah sudah 18 tahun jadi pilot di Papua dengan maskapai yang berbeda-beda. Sebelum di Rimbun Air, dia menjadi pilot Aviastar," ujarnya.
Baca juga: Jenazah Kapten Mirza Akan Dimakamkan di Taman Bahagia Lanud Atang Sanjaya, Besok Dibawa dari Papua
Kapten Mirza belum begitu lama bekerja di Rimbun Air.
"Di Rimbun Air baru mulai Februari 2021, jadi baru sekira 7 bulan," tambah Yudhistira.
Sementara untuk pengalaman, Kapten Mirza memiliki jam terbang yang tinggi.
"Beliau sudah 35 tahun menjalani profesi ini. Jadi sudah sangat mengenal medan, apalagi medan di Papua," tuturnya.
Selama bertugas sebagai pilot pesawat komersial, lanjutnya, Mirza menghabiskan waktu 2 minggu di luar kota dan 1 minggu di rumah.
Baca juga: Sebelum Kecelakaan Pesawat, Kapten Mirza Sempat Video Call dengan Istrinya
"Itu sudah biasa bagi kami. Namanya juga resiko pekerjaan," pungkas Yudhistira.
Sebagai informasi, pesawat Rimbun Air PK OTW hilang kontak dalam penerbangan dari Bandara Nabire menuju Sugapa, Kabupaten Intan Jaya sekitar pukul 07.37 WITA pada Rabu 15 September 2021.
Pesawat ini ditemukan pada Rabu (15/9/2021) dalam kondisi hancur di ketinggian 2400 meter dia atas permukaan laut.
Tiga orang awak pesawat yaitu Mirza sebagai pilot, Fajar sebagai kopilot, dan Iswahyudi selaku teknisi ditemukan meninggal dunia dan sudah dievakuasi pada Rabu (15/9/2021) malam.
Tak Hanya Keluarga, Tetangga dan Teman Pengajian Akui Turut Kehilangan Kapten Mirza |
![]() |
---|
Kopilot Fajar Gugur Dalam Tragedi Rimbun Air, Sri Purwanti Kehilangan Anak Bontotnya yang Manja |
![]() |
---|
Tragedi Rimbun Air, Kopilot Fajar Sempat Video Call Istri, Ingin Tengok Putranya Sebelum Terbang |
![]() |
---|
Ponsel Kapten Mirza Masih Aktif Sesaat Pesawat Rimbun Air Hilang Kontak, Tak Menjawab Saat Dihubungi |
![]() |
---|
Tak Ada Firasat atau Gelagat, Kapten Mirza Terlihat Baik-baik Saja Dalam Video Call Sebelum Terbang |
![]() |
---|