Berita Kabupaten Bogor
Angka Stunting Masih Tinggi, Ini Strategi Ade Yasin-Iwan Setiawan Capai Target 2024 Bebas Stunting
Angka Stunting Masih Tinggi, Ini Strategi Ade Yasin-Iwan Setiawan Capai Target Kabupaten Bogor Tahun 2024 Bebas Stunting. Berikut Selengkapnya
WARTAKOTALIVE.COM, CIBINONG - Pemerintah Kabupaten Bogor menggelar Rembuk Stunting secara virtual pada Senin (6/9/2021).
Selain Bupati Bogor Ade Yasin dan Wakil Bupati Iwan Setiawan, acara ini dihadiri oleh Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto, dan Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor Burhanudin.
Selain itu, ada tenaga ahli Local Government Capacity Building Acceleretion of Stunting Reduction (LGCB-ASR) Regional 2 Ditjen Bina Bangda Kemendagri.
Sedangkan hadir secara virtual para Camat dan Kepala Desa se-Kabupaten Bogor, para tenaga gizi, bidan, dan Tim Penggerak PKK Kecamatan dan Desa se-Kabupaten Bogor.
Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan mengatakan Rembuk Stunting ini merupakan bukti Pemkab Bogor mewujudkan Bogor Bebas Stunting 2024.
“Kegiatan ini adalah komitmen awal. Saya sangat apresiasi kepada seluruh stakeholder atas komitmen dan kerjasama menangani stunting," kata Iwan pada Senin (6/9/2021)
Sesuai dengan Perbup, lanjutnya, ada 104 desa atau 124 ribuan Balita yang jadi lokus dan sasaran kita melalui rempug stunting
"Kita fokus terhadap data ini," tegas Iwan.
Baca juga: Buka Kembali, Margo City Tawarkan Area Foodcourt yang Baru dengan Pemandangan Alam dan Instagramable
Menurut dia, gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia.
"Komitmen pemerintah untuk percepatan perbaikan gizi diwujudkan dengan ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting," kata Iwan.
Dia menjelaskan Rembuk Stunting ini dilaksanakan untuk memastikan sinergi lintas sektor dan integrasi pelaksanaan intervensi stunting.
"Kita ingin sinergi antara perangkat daerah, penanggung jawab layanan, dengan sektor/lembaga non-pemerintah, masyarakat, juga pemerintah desa sebagai garda terdepan yang berhubungan erat dan langsung dengan masyarakat di lokasi fokus," ujarnya.
Politisi Partai Gerindra ini menerangkan, pemerintah pusat juga telah menyusun Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting periode 2018-2024 (stranas stunting).
Baca juga: Menparekraf Tantang Pelaku UMKM di Sektor Pariwisata & Ekonomi Kreatif untuk Bangkitkan Perekonomian
Stranas ini bertujuan untuk memastikan pencegahan stunting sebagai prioritas pemerintah dan masyarakat di semua tingkatan.
"Stranas ini meningkatkan kesadaran publik dan perubahan perilaku masyarakat untuk mencegah stunting, memperkuat konvergensi melalui koordinasi dan konsolidasi program dan kegiatan pusat, daerah, dan desa," papar Iwan.
Ia juga memaparkan hasil bulan penimbangan Balita di Kabupaten Bogor.
"Dari 321.787 Balita yang ditimbang dan ditentukan status gizinya, ada 264.820 Balita dengan status gizi normal," ungkapnya.
"Pemerintah Jawa Barat dan Kabupaten Bogor berkomitmen di tahun 2023 prevalensi stunting kurang dari 20%," jelas Iwan.
Baca juga: Jangan Sampai Ketinggalan, SMPN 3 Depok Gelar Vaksinasi Covid-19 untuk Pelajar Selama Dua Hari
Sementara Team Leader INEY Bangda Kemengadri Regional 2, Imam Al Muttaqin menuturkan, ada lima pilar dalam Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting melalui 8 aksi konvergensi.
"Peran Kemendagri terdapat di pilar ke-1, 3 dan 5, mulai dari peningkatan komitmen, peningkatan konvergensi, intervensi spesifik dan intervensi sensitif, dan penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset, dan inovasi di daerah,” tuturnya.
Angka Stunting Masih Tinggi
Tingkat stunting pada bayi di Kabupaten Bogor saat ini masih cukup tinggi.
Berdasarkan data melalui aplikasi elektronik pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat atau EPPGBM diperoleh hasil prevalensi stunting di Kabupaten Bogor mencapai sebesar 12,79 persen pada tahun 2021.
“Alhamdulillah ini lebih rendah 5,04 persen dari target 17,83 persen di tahun 2020,” kata Bupati Bogor Ade Yasin pada acara 'Rembuk Stunting Kabupaten Bogor' di Aula Bawah Pendopo Bupati Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor pada Senin (6/9).
Rapat ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan sinergi dan kolaborasi dalam mempercepat penurunan angka stunting di Kabupaten Bogor.
Hadir secara langsung Wakil Bupati Bogor, Iwan Setiawan, Ketua DPRD Kabupaten Bogor Rudy Susmanto, dan Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor Burhanudin.
Baca juga: Berulang Kali Lakukan Pelanggaran, Fraksi PKS Minta Pemprov Tindak Tegas Kafe Holywings Kemang
Selain itu, ada tenaga ahli Local Government Capacity Building Acceleretion of Stunting Reduction (LGCB-ASR) Regional 2 Ditjen Bina Bangda Kemendagri.
Sedangkan hadir secara virtual para Camat dan Kepala Desa se-Kabupaten Bogor, para tenaga gizi, bidan, dan Tim Penggerak PKK Kecamatan dan Desa se-Kabupaten Bogor.
Menurut Ade, penajaman sasaran wilayah penanganan stunting pada tahun 2020 diarahkan pada 38 desa di 14 kecamatan Kabupaten Bogor sebagai lokus fokus intervensi stunting.
"Untuk tahun 2021, terdapat 68 desa dari 26 kecamatan di Kabupaten Bogor yang menjadi lokasi fokus intervensi," jelasnya.
Baca juga: Terkenal & Jadi Ulama Besar, UAS Justru Pilih Tukang Cukur di Pinggir Jalan, Ternyata Ini Alasannya
Lokus intervensi stunting 2021 mencakup 9 desa di Kecamatan Cibungbulang, 5 desa di Kecamatan Pamijahan, 5 desa di Kecamatan Tanjungsari 4 desa di Kecamatan Leuwiliang, 4 desa di Kecamatan Cijeruk dan 4 desa di Kecamatan Jasinga.
Sisanya tersebar di Kecamatan Parung Panjang, Tenjo, Cigudeg, Sukajaya, Rumpin, Leuwisadeng, Tenjolaya, Sukaraja, Babakan Madang, Tamansari.
Selanjutnya, Caringin, Cigombong, Parung, Rancabungur, Bojonggede, Klapanunggal, Sukamakmur, Cileungsi, Cariu dan Jonggol.
“Bentuk intervensi pencegahan stunting dilakukan melalui intervensi spesifik langsung oleh Tenaga Kesehatan (Nakes) melalui imunisasi, pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil dan Balita, pemantauan pertumbuhan dan sebagainya," ungkap Ade.
Dia meminta kepada seluruh kecematan untuk terus menyosialisasikan ini.
Baca juga: Pemprov DKI Ultimatum Kafe Holywings Kemang, Izin Usaha Bakal Dibekukan Jika Kembali Langgar Aturan
"Jangan sampai anak-anak diberikan menu yang tidak sesuai usianya sehingga menyebabkan kurang gizi, karena efeknya bukan hanya stunting tetapi ususnya juga terluka,” himbaunya.
Upaya lain pencegahan stunting, lanjut Ade, dilakukan dengan tidak langsung atau intervensi sensitif melalui penyediaan air bersih, perbaikan sanitasi, peningkatan pendidikan, penanggulangan kemiskinan, dan peningkatan kesetaraan gender.
"Berbagai kajian menunjukan penerapan pola hidup bersih sehat, khususnya kebiasaan mencuci tangan dengan sabun yang meningkat pesat selama pandemi berkorelasi pada menurunnya angka kasus diare dan infeksi yang menjadi salah satu penyebab stunting," papar politisi PPP.
Baca juga: Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono Target Pertengahan September Seluruh Pelajar Sudah Divaksin
"Jadi kebiasaan hidup bersih juga jadi salah satu menghindari stunting. Itu harus dipertahankan sebagai salah satu bentuk intervensi sensitif mengurangi tingkat stunting kedepan secara keseluruhan," imbuhnya.
Ade juga meminta agar pola hidup sehat terus disosialisasikan untuk mencegah stinting.
"Saya harap seluruh stakeholder dalam rembuk stunting ini dapat menjalankan komitmen untuk bersinergi demi terwujudnya Bogor Bebas Stunting, tercapainya Karsa Bogor sehat dan terwujudnya visi Kabupaten Bogor Termaju, Nyaman Dan Berkeadaban,” imbuhnya.