Virus Corona
Menkes Budi Gunadi Belum Tahu Waktu Pandemi Berakhir, Bisa Hidup 10 Tahun Lagi Bersama Covid-19
Menkes Budi Gunadi Sadikin sebut mungkin pandemi berubah jadi endemi. Sebab itu, hidup bersama Covid-19 bisa sampai 10 tahun lagi.
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, PANCORAN MAS - Menkes Budi Gunadi Belum Tahu Waktu Pandemi Berakhir, Bisa Hidup 10 Tahun Lagi Bersama Covid-19
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pandemi Covid-19 kemungkinan masih akan berlangsung berlama.
Ia menyebut, pandemi ini masih mungkin berlangsung sekitar 5-10 tahun mendatang.
"Mungkin akan berubah jadi epidemi, dan kita masih hidup dengan Covid-19 selama bisa 5 tahun, bisa 10 tahun, bisa juga lebih lama," kata Budi dalam konferensi pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2022, dilansir dari Tribunnews.com, Senin (16/8/2021).
Mantan Wakil Menteri BUMN ini menuturkan, belum adanya kepastian terkait kapan berakhirnya pandemi ini, membuat target mengatasi pandemi ini berubah.
Baca juga: DPRD Kabupaten Bogor Ikuti Pidato Presiden Joko Widodo, Rudy Susmanto: Persatuan Benteng Terakhir
Saat ini, menurut Budi, target pemerintah bukanlah menghapus pandemi, melainkan menurunkan laju penularan.
"Artinya jangan sampai jumlah orang yang tertular itu lebih tinggi daripada kapasitas sistem kesehatan," tutur Budi.
Sebagai upaya menurunkan laju penularan Covid-19, ada tiga strategi yang ditempuh pemerintah, yakni melakukan perubahan perilaku dengan protokol kesehatan 3M.
Kedua, melakukan deteksi dengan cepat melalui testing, tracing, dan isolasi. Serta, vaksinasi.
"Ini yang akan dilakukan selama pandemi berubah menjadi endemi."
"Bahkan menjadi bagian sehari atau bagian new normal kita ke depannya," ucap Budi.
Baca juga: Sambut Hari Kemerdekaan RI, Mine Perfumery Rilis Unbound Beraroma Rempah-rempah, Ada Wangi Kapulaga
Kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini sebanyak 358.357 orang per 17 Agustus 2021, dan sebanyak 120.013 orang meninggal.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 16 Agustus 2021, dikutip Wartakotalive dari laman Covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 840.963 (21.7%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 657.136 (17.0%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 450.925 (11.6%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 359.594 (9.3%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 140.873 (3.6%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 139.160 (3.6%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 124.863 (3.2%)
RIAU
Jumlah Kasus: 115.384 (3.0%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 97.930 (2.5%)
BALI
Jumlah Kasus: 96.915 (2.5%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 82.230 (2.1%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 82.038 (2.1%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 59.262 (1.5%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 55.059 (1.4%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 53.622 (1.4%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 50.250 (1.3%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 42.801 (1.1%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 42.182 (1.1%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 40.313 (1.0%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 35.577 (0.9%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 31.925 (0.8%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 30.305 (0.8%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 29.804 (0.8%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 28.211 (0.7%)
ACEH
Jumlah Kasus: 27.774 (0.7%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 25.257 (0.7%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 23.516 (0.6%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 21.544 (0.6%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 21.436 (0.6%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 18.699 (0.5%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 14.119 (0.4%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 11.225 (0.3%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 10.536 (0.3%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 10.319 (0.3%).